Launching Album Kompilasi Siaga Bencana
Akhirnya selesai juga proses produksi sebuah hasil kolaborasi para musisi yang peduli terhadap alam kita dan bencanayang kerap terjadi di dunia ini – dan negeri kita tercinta khususnya.
Science In Music, sebuah album kompilasi Siaga Bencana, yang diprakarsai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan dijembatani oleh Electrified Records, kini telah siap untuk diperdengarkan kepada khalayak umum. Dengan cara dibagikan gratis, album berisi 15 lagu dari para seniman yang berbeda ini diharapkan mampu menusuk telinga dan menembus hati siapapun pendengarnya, karena hampir semua lagu berisi tentang kepedulian, ajakan, himbauan dan informasi tentang kebencanaan.
Bencana, yang bisa datang kapan saja, seharusnya diwaspadai, bukan ditakuti. Itu inti pesan album ini. Bagaimana cara kita untuk bersikap waspada terhadap bencana? Buka mata, buka telinga, dan carilah informasi sebanyak-banyaknya. Bila sudah mengerti, maka kita tak akan takut lagi.
Franky Sahilatua, NAIF, Samsons, Netral, St. Loco, White Shoes & The Couples Company, Navicula, Efek Rumah Kaca, MGM, Mocca, Lake Of Three, 70’s Orgasm Club, Buset, FrankN’Friends dan The Upstairs adalah 15 partisipan musisi yang bertindak sebagai mediator dalam penyampaian pesan ini. Dengan bekal hasil workshop yang bernama sama – Science In Music – yang diadakan LIPI bulan April silam, para musisi ini berusaha menterjemahkan bahasa ilmiah LIPI yang kerap kali sulit dimengerti oleh masyarakat awam ke dalam bahasa yang lebih sederhana, dan tentunya dikemas ke dalam format musik, sesuatu yang pastinya disukai semua orang.
Album Science In Music telah diresmikan peluncurannya pada tangal 26 Oktober lalu di Jogjakarta, bertepatan dengan diadakannya Pameran Nasional Siaga Bencana Nasional di Taman Pintar, tanggal 24-26 Oktober 2008, dan telah dipresentasikan ke dalam International Symposium On Tsunami Warning System, yaitu sebuah kegiatan seminar ilmiah berskala internasional hasil kolaborasi Kementrian Riset Dan Teknologi bersama Pemerintah Jerman yang diadakan pada tanggal 12-14 November lalu di Hyatt Hotel Nusadua, Bali. Ini adalah pertama kalinya musisi terlibat dalam sebuah konferensi ilmiah tingkat dunia, untuk berbagi pengalaman dan keterlibatan dalam gerakan siaga bencana di Indonesia melalui musik. Ide orisinal yang digagas konsep album kompilasi ini termasuk gerakan musisi dalam siaga bencana – yang merupakan daya tarik tersendiri dalam konferensi ini – dan menjadi referensi negara-negara lain untuk membangun kesiapsiagaannya.
Sosialisasi merupakan inti dari misi album Science In Music. Sejak awal proses produksi, LIPI dan Electrified Records mengadakan lomba disain sampul album kompilasi, sebagai bagian dari bentuk pensosialisasian tersebut. Karena melalui lomba ini, secara tidak langsung materi dan informasi tentang bencana dan kesiapsiagaannya telah disebar. Dan sampul album Science In Music yang kini kita lihat sekarang adalah hasil kreatifitas sang pemenang lomba tersebut.
Kini album Science In Music telah selesai diproduksi, dan langkah selanjutnya adalah proses penyebaran. Majalah Hai adalah pihak pertama yang menyambut baik kegiatan ini, dan siap untuk memasukkan album Science In Music ke dalam jalur distribusi mereka untuk edisi Desember 2008. Berapa besar oplahnya masih dalam perencanaan. Yang pasti untuk ke depannya album Science In Music masih terus membuka diri bagi para pihak yang peduli dan mendukung kegiatan Siaga Bencana ini untuk membantu pendistribusiannya, selama masih dalam konteks tidak diperjual belikan. INDONESIA RAWAN BENCANA, MARI KITA SIAGA!
Science In Music, sebuah album kompilasi Siaga Bencana, yang diprakarsai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan dijembatani oleh Electrified Records, kini telah siap untuk diperdengarkan kepada khalayak umum. Dengan cara dibagikan gratis, album berisi 15 lagu dari para seniman yang berbeda ini diharapkan mampu menusuk telinga dan menembus hati siapapun pendengarnya, karena hampir semua lagu berisi tentang kepedulian, ajakan, himbauan dan informasi tentang kebencanaan.
Bencana, yang bisa datang kapan saja, seharusnya diwaspadai, bukan ditakuti. Itu inti pesan album ini. Bagaimana cara kita untuk bersikap waspada terhadap bencana? Buka mata, buka telinga, dan carilah informasi sebanyak-banyaknya. Bila sudah mengerti, maka kita tak akan takut lagi.
Franky Sahilatua, NAIF, Samsons, Netral, St. Loco, White Shoes & The Couples Company, Navicula, Efek Rumah Kaca, MGM, Mocca, Lake Of Three, 70’s Orgasm Club, Buset, FrankN’Friends dan The Upstairs adalah 15 partisipan musisi yang bertindak sebagai mediator dalam penyampaian pesan ini. Dengan bekal hasil workshop yang bernama sama – Science In Music – yang diadakan LIPI bulan April silam, para musisi ini berusaha menterjemahkan bahasa ilmiah LIPI yang kerap kali sulit dimengerti oleh masyarakat awam ke dalam bahasa yang lebih sederhana, dan tentunya dikemas ke dalam format musik, sesuatu yang pastinya disukai semua orang.
Album Science In Music telah diresmikan peluncurannya pada tangal 26 Oktober lalu di Jogjakarta, bertepatan dengan diadakannya Pameran Nasional Siaga Bencana Nasional di Taman Pintar, tanggal 24-26 Oktober 2008, dan telah dipresentasikan ke dalam International Symposium On Tsunami Warning System, yaitu sebuah kegiatan seminar ilmiah berskala internasional hasil kolaborasi Kementrian Riset Dan Teknologi bersama Pemerintah Jerman yang diadakan pada tanggal 12-14 November lalu di Hyatt Hotel Nusadua, Bali. Ini adalah pertama kalinya musisi terlibat dalam sebuah konferensi ilmiah tingkat dunia, untuk berbagi pengalaman dan keterlibatan dalam gerakan siaga bencana di Indonesia melalui musik. Ide orisinal yang digagas konsep album kompilasi ini termasuk gerakan musisi dalam siaga bencana – yang merupakan daya tarik tersendiri dalam konferensi ini – dan menjadi referensi negara-negara lain untuk membangun kesiapsiagaannya.
Sosialisasi merupakan inti dari misi album Science In Music. Sejak awal proses produksi, LIPI dan Electrified Records mengadakan lomba disain sampul album kompilasi, sebagai bagian dari bentuk pensosialisasian tersebut. Karena melalui lomba ini, secara tidak langsung materi dan informasi tentang bencana dan kesiapsiagaannya telah disebar. Dan sampul album Science In Music yang kini kita lihat sekarang adalah hasil kreatifitas sang pemenang lomba tersebut.
Kini album Science In Music telah selesai diproduksi, dan langkah selanjutnya adalah proses penyebaran. Majalah Hai adalah pihak pertama yang menyambut baik kegiatan ini, dan siap untuk memasukkan album Science In Music ke dalam jalur distribusi mereka untuk edisi Desember 2008. Berapa besar oplahnya masih dalam perencanaan. Yang pasti untuk ke depannya album Science In Music masih terus membuka diri bagi para pihak yang peduli dan mendukung kegiatan Siaga Bencana ini untuk membantu pendistribusiannya, selama masih dalam konteks tidak diperjual belikan. INDONESIA RAWAN BENCANA, MARI KITA SIAGA!
0 Comment